PENGARUH NERACA PEMBAYARAN LUAR
NEGERI INDONESIA TERHADAP PEREKONOMIAN
ABSTRAK
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran juga bisa di artikan sebagai suatu pembukuan yang menunjukkan aliran
pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari
dalam negeri ke negara-negara lain. Di Indonesia neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan
transaksi finansial. Secara umum neraca pembayaran internasional
terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item financial.
Ada dua bentuk
neraca yang penting dalam suatu neraca
pembayara, yaitu: neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan
menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca
keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke
luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca
pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar
negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Dalam neraca pembayaran internasional defisit
menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara.
Defisit terjadi akibat impor yang berlebihan yang menyebabkan penurunan dalam
negeri dengan barang impor. Ketika harga valuta asing meningkat, maka akan
menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam
negeri yang menurun dapat mengurangngi kegairahan perusahaan-perusahaan untuk
melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru. Sama halnya dengan
masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat
menimbulkan efek yang buruk terhadap prestasi kegiatan ekonomi jangka pendek
dan jangka panjang. Oleh karena itu setiap negara harus berusaha menghindari
berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Kata Kunci : komponen,
sumber, dan pengaruh neraca pembayaran luar negeri
A.
PENDAHULUAN
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian integral
dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan
stabilitas di bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan neraca pembayaran tersebut diarahkan
guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan
kesempatan kerja. Disamping itu untuk melakukan perubahan secara fundamental
dalam struktur produksi dan perdagangan sehingga tercapai ketahanan ekonomi
Indonesia dari tantangan-tantangan di dalam maupun luar negeri.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran luar
negeri ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam
negeri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga
dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang
iklim usaha yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang
pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam
negeri, dan diarahkan untuk menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran
secara keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong
ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.
Mempelajari neraca pembayaran memberikan beberapa keuntungan kepada
kita diantaranya memberikan informasi yang mendalam tentang permintaan dan
penawaran mata uang pada suatu negara,memberikan informasi tentang potensi yang
terdapat pada negara tersebut dalam dunia bisnis dan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja negara dalam persaingan ekonomi internasional. Neraca
pembayaran adalah sebuah rangkuman laporan dari semua transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan penduduk dari negara lain
selama periode tertentu. Tujuan utama penyusunan neraca pembayaran adalah
menyajikan informasi kepada otorita moneter mengenai posisi internasional yang
dimiliki oleh Negara yang bersangkutan, dan juga untuk membantu kalangan
perbankan, perusahaan, dan individu-individu yang terlibat dalam perdagangan
dan keuangan internasional dalam menyusun keputusan-keputusan bisnis yang
terbaik.
B.
Neraca
Pembayaran Luar Negeri
Pada
dasarnya neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang
terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar
negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam
dolar AS. Neraca pembayaran merupakan
suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah
asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca
transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item financial
(http://id.wikipedia.org).
Selain itu, neraca pembayaran luar negeri atau balance of payment juga diidentifikasikan sebagai suatu ringkasan
pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang
dilakukan oleh penduduk negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan menggunakan
metode dan dalam waktu tertentu. Neraca pembayaran ini sangat berguna karena
dapat menunjukan struktur dan komposisi
transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui
secara terperinci. Lembaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara
donor juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara.
Rekening
neraca pembayaran luar negeri umumnya digunakan dalam upaya mengetahui apa yang
sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan mengunakan rekening
pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar Negara
yang telah disusun didalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang
dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal
yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di negara lain.
Dalam Penyusun neraca
pembayaran hendaknya
kita terlebih dahulu mengetahui tujuannya. Neraca pembayaran mempunyai beberapa
tujuan, yaitu
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangna bagi
pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi
disini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman
modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang moneter dan fiskal.
3. Sebagai bahan pertimbangan
bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional
terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan
Internasional.
Sesuai dengan tujuan dari pada
neraca pembayaran diatas tersebut, pemerintah hendaknya lebih mengkaji lebih dalam
mengenai alur neraca pembayaran. Oleh sebab itulah maka dibutuhkan alat untuk
menganalisis neraca pembayaran. Tujuan analisis neraca pembayaran sangat
berbeda- beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya. Beberapa masalah
atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain:
a. Seringkali mengabaikan saling
hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga
ketidak seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi
saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain
b. Surplus Transaksi yang sedang
berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
c. Keputusan untuk memberi bantuan
(Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi
negarasecarakeseluruhan.
Neraca pembayaran internasional
terdiri dari beberapa transaksi. Transaksi-transaksi dalam neraca pembayaran
intenasional tersebut perlu dibedakan satu sama lain, yaitu:
transaksi-transaksi mana yang merupakan transaksi kredit dan transaksi mana
yang merupakan transaksi debet. Hal ini dilakukan karena tanpa adanya pembedaan
ini suatu neraca pembayaran intenasional tidak akan mempunyai arti sama sekali.
Dalam kita menggolong-golongkan transaksi-transaksi intenasional ke dalam
transaksi kredit dan transaksi debet. Menurut Soediyono (awa029.blogspot.com)
prinsip-prinsip yang perlu kita perhatikan adalah:
a.
Suatu
transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut timbulnya atau
bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran internasional tersebut untuk menerima
pembayaran dari negara lain.
b.
Suatu
transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan
timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai
neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara
lain.
Transaksi internasional diartikan
sebagi aktivitas pertukaran barang, jasa, atau asset antara penduduk dari suatu
negara dengan penduduk dari negara lain. Istilah penduduk di sini tidak hanya
menunjuk pada individu, namun juga perusahaan, unit-unit ekonomi pada umumnya,
dan bahkan pemerintah. Namun, hadiah dan beberapa bentuk transfer (yang tidak
disertai dengan pembayaran) juga dimasukkan dalam pencatatan neraca pembayaran
dari suatu Negara. Agar tidak menimbulkan kerancuan, pengertian penduduk dari
suatu negara perlu diperjelas lebih jauh. Demikian pula, sebuah perusahaan dianggap
sebagai penduduk dari negara di mana ia berasal, akan tetapi cabang-cabang dan
anak-anak perusahaannya yang tersebar di Negara-negara lain dihitung sebagai
penduduk di negara dimana mereka berada. Hal penting lainnya yang perlu diingat
adalah setiap neraca pembayaran senantiasa memiliki dimensi waktu. Artinya apa
yang dicatat di situ adalah arus pertukaran barang, jasa, hadiah, dan asset
antara penduduk dari suatu Negara dengan penduduk dari negara lain dalam kurun
waktu tertentu.
C.
Komponen Neraca Pembayaran Luar
Negeri
Pada dasarnya neraca pembayaran
terdiri dari 2 (dua) komponen. Komponen pertama adalah neraca perdagangan (balance of trade), merupakan selisih
nilai ekspor dan nilai impor suatu barang. Neraca perdagangan yang mengalami
surplus berarti bahwa ekspor barang lebih besar daripada impor barang. Akan
tetapi jika negatif berarti nilai impor barang lebih besar daripada nilai
ekspornya. Sedangkan komponen kedua adalah neraca jasa yang merupakan selisih
antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa positif menunjukkan bahwa ekspor
jasa lebih besar daripada impor jasa, dan jika benilai negatif bila impor jasa
lebih besar dari ekspornya. Apabila kedua komponen tersebut, yaitu neraca
perdagangan dan neraca jasa digabung, maka akan diperoleh neraca transaksi
berjalan atau current account.
1. Neraca transaksi berjalan (Current Account)
Neraca transaksi berjalan merupakan
gabungan dari neraca perdagangan dan neraca jasa. Neraca transaksi berjalan (current account) di dalamnya mencatat
segenap arus perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral (satu arah).
Kategori utama dari transaksi atau perdagangan jasa adalah transaksi untuk jasa
perjalanan dan transportasi, penerimaan dan pengeluaran atas investasi asing,
serta transaksi-transaksi militer. Transfer unilateral umumnya mengacu pada
kiriman atau pemberian dana dari individu dan pemerintah domestik kepada pihak
asing, serta berbagai kiriman dari pihak asing (pemerintah maupun individu)
kepada pihak domestik (pemerintah atau individu) pendapatan dari ekspor barang
dan jasa, serta penerimaan transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi
berjalan sebagai kredit (+) karena transaksi itu membawa penerimaan pembayaran
dari pihak luar negeri. Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa
serta pengeluaran transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan
sebagai debet (-) karena hal itu mengakibatkan kewajiban pembayaran pihak
domestik kepada pihak luar negeri.
Transaksi ekspor meliputi ekspor
barang dan ekspor jasa. Ekspor barang meliputi barang-barang yang bisa dilihat
secara fisik seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa
misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam transaksi
jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi capital di luar negeri. Impor
barang misalnya barang konsumsi, bahan mentah untuk industri. Sedangkan impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari
penduduk negara lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan
(bunga, deviden, atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh
penduduk negara lain.
Transaksi yang sedang berjalan
mempunyai arti khusus. Surplus transaksi berjalan menunjukkan bahwa ekspor
lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa suatu Negara mengalami akumulasi
kekayaan valuta asing, sehingga mempunyai saldo (+) dalam investasi luar
negeri. Sebaliknya defisit transaksi beijalan berarti impor lebih besar daripada
ekspor, sehingga terjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian
transaksi berjalan sangat erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena
ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional. Hal ini dapat dilihat
pada persamaan:
Y= C+I+G+(X-M)
Keterangan:
1.
Dimana
Y adalah pendapatan nasional, C untuk pengeluaran konsumsi, I pengeluaran
investasi (swasta), dan G adalah pengeluaran pemerintah |dan (X-M) adalah
neraca perdagangan (netto).
2. Apabila (X-M) positif berarti
(C+I+G)<Y, implikasinya bahwa suatu negara menghasilkan lebih
banyak dari yang digunakan sehingga kelebihannya dijual ke luar negeri.
Sebaliknya (X-M) negatif berarti negara tersebut pengeluarannya lebih besar
daripada yang dihasilkannya. Dengan demikian jelas bahwa suatu negara akan bisa
memperbaiki neraca perdagangannya apabila dapat meningkatkan hasil nasional
lebih besar daripada penggunaannya.
2.
Neraca
Modal (Capital Account)
Pada dasarnya neraca modal merupakan
bagian dari neraca pembayaran yang khusus mencatat arus masuk dan arus keluar
dari pinjaman dan investasi asing, serta segenap pembayaran bunga dan cicilan
hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) negara
di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset cadangan
pemerintah.
Kenaikan dalam aset negara di luar
negeri dan pengeluaran dalam aset luar negeri di negara itu (selain daripada
aset pemerintah) merupakan arus keluar modal (capital outflow) atau debet (-),
karena hal itu menyebabkan pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak
penurunan dalam asset negara tersebut di luar negeri dan kenaikan asset luar
negeri di negara itu adalah arus masukan modal (capital) atau kredit karena hal
itu menimbulkan penerimaan dari orang asing. Menurut Halwani (awa029.blogspot.com)
Transaksi modal dapat dibagi dua, yaitu:
1) Transaksi modal jangka pendek,
meliputi:
a)
Kredit
untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan
yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet).
b)
Deposito
bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito bank didalam negeri milik
penduduk negara lain (transaksi kredit).
c)
Pembelian
surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debet) atau penjualan surat
berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi
kredit).
2) Transaksi modal jangka panjang,
meliputi:
a)
Investasi
langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi asing di dalam negeri
(transaksi kredit).
b)
Pembelian
surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi
debet) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh
penduduk asing (transaksi kredit).
c)
Pinjaman
jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet)
atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi
kredit).
Jadi setiap transaksi modal yang menyebabkan
kenaikan maupun penurunan kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran
modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi debet (kredit). Demikian juga
setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan asing di
dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan transaksi
debet (kredit).
3. Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah
valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank sentral. Bank Sentral di
Indonesia sampai saat ini diberi nama
Bank Indonesia. Dana cadangan devisa ini digunakan untuk membiayai impor
dan kewajiban lain kepada pihak asing, seperti pembayaran pinjaman luar negeri.
Besar kecilnya cadangan devisa tergantung pada neraca pembayaran. Cadangan
devisa berasal dari dua sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih atau surplus
neraca modal.
4. Selisih Perhitungan
Rekening ini merupakan rekening
penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan
nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini
maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).
D.
Beberapa Sumber Neraca Pembayaran
Luar Negeri Indonesia
Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh
dari penerbitan resmi, antara lain:
1. Nota
Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterbitkan
setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh Departemen
Keuangan Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia: Laporan Tahun
Pembukuan yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing tahun
anggaran oleh Bank Indonesia.
3. Statistic Ekonomi-Keuangan Indonesia
yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia
4. Statistik Indonesi : Statistical
Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik setahun sekali.
5. Indikator
Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Namun perlu kitaiingat bahwa
neraca-neraca
pembayaran yang diterbitkan oleh berbagai penerbit resmi tersebut di atas
susunan dan angka-angkanya tidak
selalu sesuai. Perbedaan-perbedaan
tersebut kemungkinan merupakan akibat dari :
1. Penggunaan
dasar waktu yang berbeda.
2. Penggunaan
sistematika yang berbeda.
3. Perbedaan
sumber statistik yang dipakai.
E.
Pengaruh Necara Pembayaran Luar
Negeri Indonesia terhadap Perekonomian
Secara umum apabila kita ingin
mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh neraca pembayaran luar negeri bagi
Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran, karena pengaruh dari pada neraca
pembayaran terlihat secara jelas pada proses penyeimbangan kembali neraca
pembayaran .Didalam proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran tersebut
terdiri dari 3 komponen, yaitu tingkat harga, tingkat kurs, dan sektor moneter.
1. Tingkat harga
Neraca
pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca
pembayaran defisit akan mengurangi jumlah uang yang beredar. Pertambahan
uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang
yang beredar menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan
meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan
mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan produsen
luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor dan
penurunan ekspor keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca
pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus
neraca pembayaran suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran
negara asing. Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga
akan turun dan
terjadi inflasi, berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan
ekspor dan penurunan impor negara asing tersebut.
2. Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat
kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan revaluasi untuk surplus.
Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakseimbangan
tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing.
3. Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca
pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran
karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan
saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan saldo kas yang terjadi dengan
yang diinginkan inilah yang menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan neraca
pembayaran dan berfluktuasinya kurs valuta asing. Ketidakseimbangan neraca
pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu
mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada
hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam
sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik
antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada
kurs dan tidak pada neraca pembayaran.
Neraca pembayaran luar negeri
merupakan suatu alat yang diperuntuhkan untuk mencatat secara sistematis
dari semua transaksi ekonomi internasional yang mencakup: perdagangan,
investasi, dan pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu
negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu
tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.
Dalam
neraca pembayaran internasional defisit menimbulkan beberapa akibat buruk
terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit terjadi akibat impor
yang berlebihan yang menyebabkan penurunan dalam negeri dengan barang impor.
Ketika harga valuta asing meningkat, maka akan menyebabkan harga-harga barang
impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun dapat
mengurangngi kegairahan perusahaan-perusahaan untuk melakukan penanaman modal
dan membangun kegiatan usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah
pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat
menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha
menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ikemurwanti.blogspot.com//neraca-pembayaran-luar-negeri-indonesia.html/di download
tanggal 22 Nopember 2012, hari kamis, pukul 19.30 WIB.
http://menulis-tugas.blogspot.com/pengertian-neraca-pembayaran-ekonomi.html/di download
tanggal 22 Nopember 2012, hari kamis, pukul 19.30 WIB.
http://ekoxi.blogspot.com/tujuan-dan-fungsi-neraca-pembayaran.html/didownload tanggal
26 Nopember 2012, hari senin, pukul 9.15 WITA.
http://sidikaurora.wordpress.com/neraca-pembayaran/di download
tanggal 26 Nopember 2012, hari senin, pukul 9.15 WITA.
http://ssbelajar.blogspot.com/neraca-pembayaran.html/di download
tanggal 24 Nopember 2012, hari sabtu, pukul 10.11 WITA.
http://poernomoagusto.blogspot.com/neraca-pembayaran-internasional.html/di download tanggal 24 Nopember 2012, hari sabtu, pukul 10.15
WITA.
http://awa029.blogspot.com/neraca-pembayaran-indonesia.html/di download
tanggal 24 Nopember 2012, hari sabtu, pukul 10.15 WITA.
http://cynthiaprimadita.blogspot.com/makalah-tentang-neraca-pembayaran.html/di download tanggal 26 Nopember 2012, hari senin, pukul 9.15
WITA.